Minggu, 12 Juni 2011

Surat ku pada Hujan ku (Part 2)

Dear hujan
yang selalu datang dari atasku, selalu

Hai hujan ku..
apa kabar kau disana?
baik kah? Aku harap kau baik2 disana

Hi hujan ku, 1 bulan sudah kau tak turun membahasi bumiku. Siapa yang menyangka jika kita sudah berjarak hampir satu bulan. Dulu biasanya tiap sore kau meramaikan suasana soreku dengan kedatanganmu dan gemercik suaramu yang sekarang ku rindukan. Hujanku apa kau juga merasakan hal yg sama seperti aku rasakan sekarang?

Hujanku kau sedang apa?

Sedang sibuk kah engkau disana?

Atau malah engkau sedang menikmati hari2mu disana?

Tapi apapun yang sedang kau lakukan disana, ku harap kau sedang berbahagia.. ^^

Hujanku maafkan aku yang dulu selalu merengek ini dan itu saat kau turun, maafkan aku juga yang selalu menceritakan kepada mu tentang awan atau mentari yang terik itu. Bukan maksudku untuk membuatmu cemburu, jenuh atau bahkan marah. Aku hanya tak ingin engkau menjadi seperti mereka.
Aku sayang kau hujan, sama seperti saat kita bertemu pertama kali.
Aku tak ingin melihatmu sebagai sebuah kesedihan. Aku ingin melihatmu seperti hujanku yang dulu, yang selalu ku rindu. Hujan yang selalu membawa kedamaian dan kesejukan saat engkau datang.

Hujanku segera turun kembali, banyak dedaunan dan pepohonan merindukanmu, termasuk aku, temani kami kembali. Mungkin buatmu kami tak cukup berarti, tapi bagi kami engkau memberi arti tersendiri. Aku benci ketika kita berjarak, aku benci ketika aku harus melewati hari-hariku sendiri.

Hujanku, terima kasih karena kau selalu membawa hawa sejuk tiap engkau datang menghampiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar